Kenali Gejala Penyakit Angin Duduk yang Mirip Masuk Angin, Benarkah Berbahaya Bila Kerokan?

Angin duduk atau angina adalah penyakit gangguan jantung yang ditandai dengan nyeri dada akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah.

Penyakit angin duduk terjadi secara tiba-tiba.

Banyak yang mengatakan gejala angin duduk sulit diketahui karena mirip dengan penyakit masuk angin.


Berikut perbedaan gejala angin duduk yang dilansir dari hellosehat dan alodokter.

Masuk angin biasanya ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas.

Nyeri tersebut dapat menetap atau terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.

Gejala masuk angin lainnya seperti tidak enak badan, perut kembung atau begah, sering sendawa, nafsu makan menurun, mual, atau muntah.


Sementara angin duduk memiliki ciri khas yakni rasa sakit di bagian dada. Walaupun tidak semua rasa sakit di dada termasuk penyakit angin duduk.

Gejala angin duduk umumnya muncul setelah beraktivitas seperti olahraga berat, gangguan emosi, cuaca dingin, atau setelah makan.

Selain itu, ada juga yang mengeluarkan keringat berlebihan.


Ciri angin duduk pada pria dan wanita umumnya berbeda. Pada pria, mereka lebih sering merasakan sakit di bagian dada, leher, dan bahu.

Sementara pada wanita, gejala angina lebih sering dirasakan sebagai nyeri di perut, leher, rahang, tenggorokan, atau punggung.


Penyakit angin duduk juga bukan disebabkan saat Anda kerokan. Mitos mengatakan angin duduk akan parah bila Anda dikerok.

Sebenarnya, bila Anda merasa gejala angin duduk segera periksakan ke dokter. Karena bisa saja akan berbahaya bila tidak segera diperiksa oleh ahlinya.


Lalu faktor apa saja yang meningkatkan risiko mengalami serangan angin duduk?


Kolesterol tinggi

Tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh seseorang berpotensi menumpuk di dalam pembuluh darah. Jika ini terjadi, tentu saja darah akan sulit mengalir ke dalam jantung.


Diabetes

Tingginya kadar gula akibat diabetes, dapat merusak dinding arteri. Selain itu, diabetes juga dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh.


Hipertensi

Jika aliran darah terhalang, jantung akan makin kuat memompa dan meningkatkan tekanan agar darah tersebut dapat mengalir. Jika ini terus terjadi, maka tekanan tinggi tersebut dapat merusak dinding arteri atau menyebabkan pengerasan pada pembuluh tersebut.


Stres

Saat kita mengalami stres, tubuh akan memproduksi sejumlah hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah. Selain itu stres juga dapat meningkatkan tekanan darah.


Obesitas

Orang yang mengalami obesitas akan rentan mengalami sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena angin duduk, seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.


Merokok

Aktivitas ini dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan penimbunan kolesterol sehingga darah akan kesulitan membawa oksigen untuk diedarkan.


Riwayat

Jika kita pernah terkena penyakit yang berhubungan dengan jantung atau memiliki keluarga yang memiliki riwayat tersebut, maka kita juga akan berisiko tinggi terkena angin duduk.


Kurang berolahraga

Orang yang kurang olahraga berisiko terkena angin duduk karena akan rentan terhadap obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes, yang akhirnya akan meningkatkan risiko terjadinya angina.


Umur

Orang yang berusia lanjut lebih berisiko terkena angin duduk dibandingkan dengan orang yang masih muda karena pembuluh darah akan mengeras dan kehilangan kelenturannya seiring bertambahnya usia. Terutama bagi pria, peningkatan risiko ini dimulai pada umur 45 tahun, sedangkan pada wanita dimulai pada umur 55 tahun.


[Sumber: Tribun Jabar]
Bagikan